Rabu, 22 April 2009

Mendigitalkan Pulau Sumatera

Lewat program Education for Tomorrow Telkom Divre Sumatera coba mendigitalkan Pulau Sumatera. Target mereka satu juta siswa paham dan mengerti internet. Akankah langkah ini berhasil, setelah sebelumnya program mendigitalkan Pulau Sumatera yang diusung sembilan gubernur sejak 2001 tak terdengar kabarnya lagi.Ada secercah cahaya yang datang dari sebuah obor yang kini mengitari pulau Sumatera. Mulai dari Aceh Darusalam, Medan, Riau, Padang, Bangka Belitung, Palembang, hingga Lampung. Secercah cahaya itu membawa asa bagi dunia pendidikan khususnya dan dunia TI pada umumnya. Jika nantinya secercah cahaya itu mampu menerangi seluruh provinsi/kabupaten/kota di Pulau Sumatera, bukan tidak mungkin akan membawa pertumbuhan ekonomi dan kemajuan masyarakat di sana. Secercah cahaya itu datang dari sebuah obor bernama Telkom Sumatera. Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia itu, memang saat ini tengah menyisir Pulau Sumatera lewat program yang bernama Education for Tomorrow. Melalui program ini Tekom Sumatera menargetkan satu juta pelajar di Sumatera paham dan mengerti internet. Untuk mencapai target tersebut, tak heran jika Muhammad Awaluddin yang mengepalai Divre Telkom Sumatera dan stafnya terlihat sibuk lalu lalang dari satu daerah ke daerah lainnya. Kadang berada di Aceh, kadang esoknya sudah terbang ke Palembang. Bukan cuma daerah-daerah di Sumatera yang ia jambangi, beberapa perusahaan vendor besar di Jakarta pun dia datangi untuk mengajak kerja sama membantu menerangi Pulau Sumatera.Kesenjangan DigitalItulah salah-satu kegiatan yang terjadi di Pulau Sumatera belakangan ini. Ada satu keinginan untuk menjembatani kesenjangan digital (digital divide) yang masih menyelimuti negeri ini, terutama di Pulau Sumatera. Di tengah seabrek persoalan di negeri ini, memang acapkali persoalan yang satu ini terlupakan. Padahal, kesejangan digital sejatinya juga menjadi persoalan serius yang perlu mendapat penanganan segera. Pasalnya, hidup di era teknologi dalam kancah global, TIK menjadi salah satu penyokong penting dalam kehidupan sehari-sehari salah-satunya kesempatan dalam mengakses informasi. Nah, bila digital divide belum teratasi, bisa dibayangkan: hidup dalam ketertinggalan. Muhammad AwaluddinExecutive General Manager Telkom Divisi Regional IHal inilah yang tampaknya disadari oleh Telkom Divre Sumatera. Mereka coba ikut berpartisipasi mengatasi digital divide dengan menggelontorkan program. Education for Tomorrow. Menurut Executive General Manager Telkom Divisi Regional I Muhammad Awaluddin, dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, gap kesen-jangan digital di Indonesia masih besar. “Di Malaysia, ujian sekolah sudah menggunakan sistem online intranet/internet,” ujarnya memberi contoh. (Dari kiri ke kanan) Sosialisasi Program Education for Tomorrow di Provinsi Riau dan Riau Kepulauan, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan.Dijelaskan oleh Awaluddin, Education for Tomorrow adalah program penyiapan metode pendidikan masa depan dengan menggunakan teknologi informasi untuk seluruh aktivitas pendidikan di sekolah. Praktis, semua kegiatan seperti pekerjaan rumah (PR), ujian, pengumuman, nilai, buletin, interaksi antara orang tua, murid dan guru, dilakukan secara online yang dapat diakses melalui web sekolah atau one stop school service. Untuk itu Telkom Divre Sumatera mengenalkan komputer, internet berikut manfaatnya serta mengenalkan aplikasi internet untuk menunjang aktivitas kehidupan pada komunitas pendidikan. “Kami ingin membentuk komunitas pendidikan yang berbasis TI,” tandasnya lagi. Yang menjadi sasaran adalah sekolah, guru, dan siswa. Sebelumnya, beberapa tahun lalu, Telkom meluncurkan Internet Goes to School. Hanya saja, program yang mensosialisasikan internet ke siswa yang masuk dalam early adopter ini belum sepenuhnya dibarengi dengan adanya database yang bagus yang selanjutnya memungkinkan adanya program pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Education for Tomorrow dibagi dalam empat tahapan. Pertama, persiapan dan sosialisasi untuk mengenalkan manfaat internet bagi kepentingan sekolah dan dunia pendidikan. Kedua, pematangan: berupa layanan internet khusus sekolah dan komunitas pendidikan. Ketiga, pemantapan guna mendukung penyediaan fasilitas akses internet dunia pendidikan. Keempat, implementasi: yakni pemanfaatan internet guna meningkatkan komunitas internet dan dunia pendidikan yang dibarengi dengan penyediaan infrastruktur dasar. Program tersebut dijalan secara paralel tergantung kepada kondisi siswa dan sekolah. “Kalau siswanya sudah mengenal internet ya kita langsung kepada tahapan kedua dan seterusnya,” jelas lulusan S2 International Management di European University Antwerpen, Belgia, ini. Sebenarnya apa yang dilakukan Telkom tak jauh berbeda dengan program yang digelar Departemen Pendidikan Nasional melalui Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasional). Dan ini disadari oleh Awaluddin. Justru karena itulah, ia menuturkan bahwa Education for Tomorrow menjadi bagian aksi nyata program Jardiknas. “Kami saling bersinergi sekaligus mendukung program tersebut.” Wujudnya? Telkom akan membantu memperbanyak titik koneksi sekolah, membantu percepatan layanan data dan informasi pendidikan secara terpadu, serta membantu percepatan komunitas pendidikan.Skala SumateraMengingat Telkom Divre Sumatera membawahkan area Sumatera, maka kegiatan Education for Tomorrow fokus ke wilayah tersebut. Program ini menyasar 1 juta pelajar yang targetnya rampung sampai 2007. Angka sebesar itu mencakup sekitar 10 persen dari populasi pelajar Sumatera yang berjumlah 9,7 juta. Penduduk Sumatera sendiri mencapai 48 juta jiwa. Sejauh ini, dijelaskan Awaluddin, Telkom Divre Sumatera sudah memberikan edukasi kepada hampir 300 ribu lebih siswa. Ketika ditanya di saat penghujung tahun tinggal beberapa bulan, apa mungkin merealisasikan target satu juta pelajar, dengan nada optimistis Awal yang pernah menjabat sebagai Vice President & Marketing Communication PT Telkom ini menjawab, “Kami yakin bisa mencapai satu juta.” Apalagi, lanjutnya, hampir semua Pemkab/Pemkot yang tersebar di 10 provinsi menyambut baik program tersebut. Dan sebagai komandan program Education for Tomorrow, Awal secara intens memantau perkembangan program tersebut dan tak segan terjun langsung ke lapangan. Selain pelajar, edukasi juga diberikan kepada guru. Mulanya, diakui Awal, program Education For Tomorrow hanya ditujukan kepada pelajar. Toh faktanya, masih banyak guru di Sumatera belum mengenal dan mengerti komputer dan akses internet berikut pemanfaatannya bagi pendidikan. “Akhirnya guru juga diedukasi dan kami juga mengelar training of trainer (TOT),” ujar pria yang ingin memasukkan Education for Tomorrow ke dalam program Unesco atau International Telecommunicaton Union (ITU) ini. “Apa yang kami lakukan juga sesuai dengan Millenium Development Goals (MDG),” imbuhnya. Akses Terbatas dan Harga MahalAdanya program Education for Tomorrow yang membuat siswa jadi melek internet, patut diapresiasi. Hanya saja persoalan sekarang, setelah mereka mengerti dan bisa menggunakan internet, bagaimana dengan media untuk mengakses akses dan biaya sewa bandwith? Seperti kita ketahui, belum seluruh sekolah di Indonesia termasuk Sumatera memiliki laboratorium komputer. Dan masih banyak siswa yang belum bisa memiliki komputer atau laptop sebagai media akses. Belum lagi harga sewa bandwith masih cenderung mahal. Akibatnya, harga sewa internet di warung juga tak terjangkau oleh pelajar. Pemberian bantuan komputer kepada 6 sekolah di Banda Aceh.Dua hal tadi tidak ditampik Awal dan ia melihatnya sebagai tantangan yang harus dicarikan jalan keluarnya. Untuk itu, Telkom Divre Sumatera memberikan bantuan komputer kepada sejumlah sekolah. Selain itu, mereka akan mengajak para vendor yang berkenan memberikan bantuan komputer atau setidaknya bisa memberi harga khusus untuk pembelian komputer. Nah, soal harga, Telkom Divre Sumatera berencana untuk memberikan harga khusus bagi sekolah dan siswa. “Yang ada di benak saya, untuk siswa, mereka bisa membeli semacam kartu untuk akses internet layaknya voucher pulsa dengan harga yang terjangkau.” Sementara itu, bagi sekolah, Awaludin menawarkan akses internet murah via Speedy. Apalagi, dari 126 kabupaten/kota di Sumatera, 26 di antaranya sudah tersedia layanan Speedy. Sejalan dengan Education for Tomorrow, Telkom Divre Sumatera mendeklarasikan Generasi Digital Sumatera yakni siswa yang telah mengaplikasikan TIK dalam kehidupan sehari-hari. Parameternya memiliki email, memanfaatkan blog site, memanfaatkan internet sebagai sumber informasi yang intens, sistem informasi dalam mendukung aktivitas lainnya. Yang sudah meregister tercatat 12 ribu siswa tapi yang baru dilantik sekitar 5.500 siswa yang tersebar di 10 provinsi. Kampung Digital dan Pesantren Digital adalah dua rencana lain yang tengah disiapkan Telkom Divre Sumatera. Bisnis Informasi Di balik kemasan kegiatan tersebut, Awaluddin tidak menampik bahwa apa yang mereka lakukan juga mengemban sisi bisnis. Melek TI membuat Telkom sebagai salah-satu Internet Service Provider (ISP) akan kecipratan berkah. Selain itu, kondisi ini akan memunculkan peluang bisnis baru yakni konten. Menurut Awaluddin, selama ini Telkom telah berkecimpung di bisnis komunikasi yang sering cenderung sudah banyak pemain. Dengan makin banyaknya pelajar maupun masyarakat TI, harus dibarengi adanya konten yang menarik sesuai kebutuhan. “sehingga mereka tetap connect,” tuturnya yang melihat value business dalam bidang konten. Apa yang dilakukan Telkom Divre Sumatera ini mudah-mudahan dapat terus eksis keberadaannya. Enam tahun lalu (2001) sembilan gubernur se-Sumatera telah sepakat untuk bersatu lewat dunia maya. Mereka bertekad untuk mewujudkan Sistem Informasi Terpadu Sumatera, salah-satunya lewat pengembangan TIK. Sistem informasi terpadu yang akan mencakup antar-pemerintah seSumatera (G to G), pemerintah ke pelaku bisnis (G to B), dan pemerintah ke masyarakat (G to C) itu tidak terdengar kabarnya hingga sekarang. Target mereka pada 2005 semua provinsi plus kabupaten sudah online, tampaknya hanya omong kosong belaka, karena hingga tahun ini kenyataan tersebut tak bisa dilihat dengan mata telanjang sekalipun. Mudah-mudahan Education for Tomorrow yang dilakukan Telkom Divre Sumatera bisa menjadi obat pelibur lara dalam usaha kita bersama meng-online-kan Pulau Sumatera. (FR, AZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar