Rabu, 22 April 2009

Masa Emas PAUD Tidak Didukung SDM Guru


PADA masa 3 tahun merupakan pondasi membangun kecerdasan dan perkembangan otak anak usia dini. Tidak heran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangatlah penting. Sayangnya, hal ini tidak didukung dengan sumber daya manusia (SDM) guru yang belum semua berkualifikasi.
"Jumlah TK di Kaltim ada 943 baik negeri maupun swasta. Tapi 80 persen gurunya belum kualifikasi S1," ungkap Kepala Bidang Pendidikan TK, SD dan SLB Dinas Pendidikan (Disdik) Kaltim, Musyahrim yang ditemui dalam Workshop Pengembangan Kecerdasan dan Budi Pekerti Anak Usia Dini, di Stadion Sempaja, kemarin.
Dins pun telah membuat program untuk menyekolahkan guru TK hingga jenjang S1. Sehingga diharapkan, tidak ada lagi guru yang tidak berkualifikasi. Baik tingkat TK hingga menengah atas.
Menurut Ratna Megawangi, pendiri Indonesia Heritage Foundation (IHF) yang juga istri Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN). Saat anak pertamanya mengenyam pendidikan TK di Amerika, profesi guru TK sangat bergengsi. Bahkan menjadi kebanggaan guru TK di negara maju ini.
"Guru TK anak saya semua berpendidikan S1 dan S2. Bahkan, kepala sekolahnya adalah seorang profesor. Hal ini menujukkan betapa pentingnya pembangunan karakter anak usia di Amerika," jelas Ratna.
Menurut Ratna, PAUD merupakan investasi paling tinggi. Kunci keberhasilan anak dewasa kelak, tergantung pada PAUD. Karena itu, Ratna mengajak guru untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
"Ciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan agar karakter tumbuh subur. Saat ini, sekolah menjadi momok. Anak-anak takut pergi ke sekolah. Jangan sampai anak-anak takut sekolah di TK. Ini bisa bahaya. Karena TK merupakan taman bermain sambil belajar untuk anak," kata Ratna. (ici)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar