Rabu, 22 April 2009

TP.PKK Gelar Workshop Management KF dan Penyusunan Tematik

PROBOLINGGO - Sebagai persiapan bagi tutor Keaksaraan Fungsional (KF) yang dibina oleh TP. PKK Kabupaten Probolinggo untuk mendapatkan Sukma I, TP. PKK Kabupaten Probolinggo Selasa (16/12) lalu menggelar workshop management KF dan penyusunan tematik bagi tutor KF se Kabupaten Probolinggo di Pendopo Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini terselenggara karena dilatarbelakangi bahwa pendidikan itu tidak hanya dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun informal saja melainkan juga melalui Keaksaraan Fungsional (KF).
Ketua Pokja II TP. PKK Kabupaten Probolinggo Rachmi Iskandar mengatakan kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terdiri dari Ketua TP. Kecamatan dan peserta tutor. Kegiatan ini bertujuan sebagai langkah percepatan pemberantasan buta aksara, pengentasan kemiskinan dan keterbelakangan, pemberdayaan warga belajar KF dalam bentuk kegiatan positif dan bermanfaat dan untuk memberikan pengetahuan kepada penyandang buta aksara.
"Kegiatan ini bertujuan sebagai motivasi warga belajar untuk maju, pemberian buta aksara untuk bisa menguasai ketrampilan dasar dan baca tulis berhitung, dan untuk meningkatkan sumber daya manusia," ujar Rachmi Iskandar.Menurut Rachmi Iskandar, ada dua materi yang akan diberikan yaitu workshop management KF dan penyusunan tematik. Sementara nara sumber yang akan memberikan materi diantaranya Rachmi Iskandar dari TP. PKK Kabupaten Probolinggo, Roy Iskandar dan Hasyin dari Dinas Pendidikan dan Amrullah dari Tim Forum Komunikasi Tutor Pendidikan Keaksaraan (FKTPK).
"Saya berharap penyelenggaraan Keaksaraan Fungsional (KF) di Kabupaten Probolinggo semakin bagus sesuai dengan tujuannya," harap Rachmi Iskandar.
Sementara Ny. Tantri Hasan Aminuddin sesaat sebelum membuka kegiatan ini mengatakan penyelenggaraan pendidikan dapat ditempuh melalui 3 (tiga) jalur yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dimulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA sampai perguruan tinggi. Sedangkan jalur pendidikan non formal meliputi PAUD, Paket A, Paket B, Paket C dan kursus-kursus. Sementara pendidikan informal merupakan penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga dengan basic pengenalan moral spiritual dan sikap kehidupan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat.
"Bagi masyarakat yang dalam posisi kurang beruntung dalam keadaan buta huruf, masih bisa tercaver dalam program keaksaraan fungsional dengan spesifikasi pembelajaran calistung dalam konsep pembelajaran tematik," ujar Ny. Tantri Hasan Aminuddin.
Lebih lanjut Ny. Tantri Hasan Aminuddin menambahkan bahwa peningkatan kualitas SDM tutor atau tenaga pendidik merupakan salah satu kunci dalam pelaksanaan program. Penyelenggaraan program KF merupakan pekerjaan yang luar biasa beratnya. Apalagi jika melihat situasi dan kondisi peserta didik atau warga belajar yang nota bene berasal dari kelompok masyarakat kurang beruntung dan ada kecenderungan miskin dan status sosial rendah, sekaligus sudah berumur lanjut yang punya beban ekonomi keluarga.
"Saya berharap, ibu-ibu tutor supaya pandai-pandai mengantisipasi semuanya. Supaya tidak membebani mereka dan mengganggu mereka dalam mencari nafkah," lanjut Ny. Tantri.
Penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan ada out put berupa tersusunnya materi tematik bagi penyelenggaraan pendidikan KF. Sebab penyusunan tematik ini mengandung pengertian bahwa program pengajaran harus disusun berdasarkan kebutuhan riil warga belajar dan berdimensi situasi dan kondisi yang melatarbelakanginya.
"Dari sinilah tutor mengajarkan calistung sekaligus mengajarkan ketrampilan, dan akhirnya diharapkan ada praktek bersama. Proses ini akhirnya merupakan peluang bagi warga belajar untuk menjadi peluang usaha," imbuh Ny. Tantri.(wan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar